Senin, 09 November 2009

Cerpen

CERPEN


PAHLAWAN CILIK

Sore itu, aku pulang dari berbelanja di pasar. Tiba-tiba aku mendengar ada orang yang berteriak meminta tolong. Ketika aku mencari asal muasal suara itu, ternyata yang berteriak minta tolong tersebut adalah seorang ibu. Aku bertanya kepada ibu tersebut apa yang terjadi, dia langsung menjawab bahwa dompetnya telah dicopet oleh seorang pencopet. Untungnya pencopet tersebut belum pergi jauh, dari sini dan aku pun lari dengan sekuat tenaga untuk mengejar pencopet tersebut. Tidak percuma aku belajar bela diri setiap sore dengan ayahku. Ketika dia ingin memukulku, aku langsung lawan pencopet itu. Hiyaah ciat,ciat,ciat….. akhirnya pencopet tersebut berhasil kukalahkan dengan mudah dan kemudian ditangani oleh pihak yang berwajib. Setelah itu kuambil dompet tersebut dan kukembalikan kepada ibu yang tadi.
Sepulangnya dari menolong ibu tersebut, aku dimarahi oleh ibuku sendiri karena aku pulang ketika hari menjelang senja. Setelah kujelaskan kepada ibu mengapa aku pulang terlambat, ibu langsung meminta maaf kepadaku karena telah berpikiran buruk kepadaku.
Esok harinya, aku bercerita kepada kawan-kawanku yaitu Dedy, Arief, dan Doni. Mereka langsung bertepuk tangan dan memujiku setelah aku selesai bercerita. Ketika bel istirahat telah berbunyi, aku pergi ke kantin bersama teman-temanku . Ketika kami sedang berjalan ke kantin, tiba-tiba kami melihat dari kaca jendela ruang kepala sekolah. Yang kami melihat adalah seorang ibu yang melamar pekerjaan sebagai guru tetap di sekolahku. Ternyata ibu tersebut adalah ibu yang dulu pernah aku tolong. Karena kurangnya tenaga pengajar di sekolahku, ibu itu pun diterima sebagai pendidik di sekolahku.
Keesokan harinya, ibu itu mengajar di kelasku. Dia memperkenalkan diri. Namanya ibu Ernita Wulandari. Ketika dia melihat ku berada di kelas ini, dia kaget dan dia bertanya kepadaku apakah aku yang dulu pernah menolongnya dari pencopet tersebut ? kemudian aku menjawab ya. Selanjutnya ibu Ernita bercerita kepada kawan-kawanku mengapa aku bisa mengalahkan pencopet tersebut. Karena tekad yang bulat untuk membela kebenaran, aku di juluki oleh ibu Ernita si pahlawan cilik.
Sejak saat itu, ibu Ernita menjadi wali kelasku yang ramah dan baik juga menjadi pembimbing siswa yang disukai oleh murid-murid.

BY:@YU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar